Home
»
»Unlabelled
»
KISAH LUKMAN AL HAKIM
KISAH LUKMAN AL HAKIM
Ini adalah sebuah kisah yang amat sangat penting untuk kita renungkan,pahami dan ambil hikmahnya. Lalu kita aplikasikan pada perjalanan hidup kita dalam menyikapi orang-orang yang ada pada sekitar kita. Yang notabene sangat beraneka ragam dalam melihat hal secara dhohir,seperti halnya pada kebanyakan orang awam dalam menafsirkan suatu perkara yang dilihatnya. Oleh karena itu marilah kita renungkan bersama kisah dibawah ini:
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZtvAZ9wha6vGY3f47-JqicMcQasEWOiyIYeCjWD3ofokTxR2QxU-ELcBeQxY3gbylEtX7htwJo3XrEG_M4bUSweR6XnNYE8pBneI9vX-FUgZ44CcNkzwmWA-EmG4CPRULxpmhlDuhJM7c/s1600/unto.jpg)
Dalam sebuah riwayat menceritakan, pada suatu hari Luqman Hakim telah
masuk ke dalam pasar dengan menaiki seekor himar, manakala anaknya
mengikut dari belakang. Melihat tingkah laku Luqman itu, setengah orang
pun berkata, ‘Lihat itu orang tua yang tidak bertimbang rasa, sedangkan
anaknya dibiarkan berjalan kaki.”
Setelah mendengarkan desas-desus
dari orang ramai maka Luqman pun turun dari himarnya itu lalu diletakkan
anaknya di atas himar itu. Melihat yang demikian, maka orang di passar
itu berkata pula, “Lihat orang tuanya berjalan kaki sedangkan anaknya
sedang menaiki himar itu, sungguh kurang adab anak itu.”
Sebaik saja mendengar kata-kata itu, Luqman pun terus naik ke atas
belakang himar itu bersama-sama dengan anaknya. Kemudian orang ramai
pula berkata lagi, “Lihat itu dua orang menaiki seekor himar, adalah
sungguh menyiksakan himar itu.”
Oleh kerana tidak suka mendengar
percakapan orang, maka Luqman dan anaknya turun dari himar itu, kemudian
terdengar lagi suara orang berkata, “Dua orang berjalan kaki, sedangkan
himar itu tidak dikenderai.”
Dalam perjalanan mereka kedua beranak
itu pulang ke rumah, Luqman Hakim telah menasihatai anaknya tentang
sikap manusia dan telatah mereka, katanya, “Sesungguhnya tiada terlepas
seseorang itu dari percakapan manusia. Maka orang yang berakal tiadalah
dia mengambil pertimbangan melainkan kepada Allah S.W.T saja. Barang
siapa mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya dalam
tiap-tiap satu.”
Kemudian Luqman Hakim berpesan kepada anaknya,
katanya, “Wahai anakku, tuntutlah rezeki yang halal supaya kamu tidak
menjadi fakir. Sesungguhnya tiadalah orang fakir itu melainkan tertimpa
kepadanya tiga perkara, yaitu tipis keyakinannya (iman) tentang
agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayai orang) dan hilang
kemuliaan hatinya (keperibadiannya), dan lebih celaka lagi daripada tiga
perkara itu ialah orang-orang yang suka merendah-rendahkan dan
meringan-ringankannya.”
Salah satu yang bisa kita ambil dari kisah di atas: Meski kita punya niat baik belum tentu baik di mata orang lain. Karena tempatnya niat ada di dalam hati,yang penting asal niat kita baik,lurus ndak melenceng dari norma ataupun rambu-rambu agama,ndak usah dengar apa yang orang katakan. Bila kita masi goyah akan perkataan orang,itu pertanda belum 100% kemantapan niat kita. Penting bagi kita punya pegangan atau pedoman dalam meniti kehidupan ini. Asal niat kita sudah benar jangan hiraukan kata orang,karena ndak bakal ada habisnya.
Unknown
Label:
12:58 PM
0
komentar